Lamongan
:
Menyimak
dari perkataan masyarakat asli sana. Jika dilihat dari asal muasal kata, kenapa diberi
nama Penileman, menurut masyarakat sendiri Penileman itu diambil dari kata
tilem. Jadi Penileman atau rukyat Ketilem ya pengamatan hilal pada tanggal
akhir-akhir bulan yang dilakukan pada waktu menjelang fajar.
Metode
rukyat Ketilem merupakan sebuah metode untuk mengetahui kapan jatuhnya awal
bulan khususnya awal bulan Ramadhan.
Menurut Sulamin bahwa rukyat Ketilem atau Penileman selain sebagai metode untuk mengetahui awal bulan Ramadhan juga memiliki sisi mitos. Pada saat Penileman (29 Sya’ban) para nelayan dihimbau untuk tidak bernelayan bahkan bersih-bersih perahu pun tidak dianjurkan pada hari itu. Hal ini dikarenakan kepercayaan para nelayan yang diturunkan secara turun menurun dari sesepuh terdahulu yang mempercayai bahwa barang siapa yang benelayan maka dihari itu akan mendapatkan sebuah kesialan.
Menurut Sulamin bahwa rukyat Ketilem atau Penileman selain sebagai metode untuk mengetahui awal bulan Ramadhan juga memiliki sisi mitos. Pada saat Penileman (29 Sya’ban) para nelayan dihimbau untuk tidak bernelayan bahkan bersih-bersih perahu pun tidak dianjurkan pada hari itu. Hal ini dikarenakan kepercayaan para nelayan yang diturunkan secara turun menurun dari sesepuh terdahulu yang mempercayai bahwa barang siapa yang benelayan maka dihari itu akan mendapatkan sebuah kesialan.
Bandung :
Islam mazhab Sunda yang menghasilkan tradisi
Islam, mengutip pendapat Sayyed Hossein Nasr adalah perpaduan antara wahyu yang
diterima Nabi dalam bentuk Kitab Suci dan bahwa Islam sebagai agama diserap
sesuai dengan fitrahnya sendiri dan berhasil mencapai jati dirinya melalui
peralihan dan sintesis. Tradisi Islam mencakup semua aspek religi dan
percabangannya berdasarkan apa yang dicontohkan oleh para wali. Tradisi Islam
ibarat sebuah pohon (QS. Ibrahim, 24). Akarnya berada pada wahyu, dari akar ini
tumbuhlah sekian banyak cabang dan ranting. Intinya adalah agama dan getahnya
mengandung barakah, kebenaran suci, abadi dan tak tergantikan, kearifan abadi,
dan penerapannya yang terus berkesinambungan sesuai dengan kondisi zaman.
Tradisi Islam mencakup banyak hal, diantaranya meliputi pengetahuan, cara
memandang dunia, nilai, dan jiwa kitab suci (Muhaemin, 2002: 13).
Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukan bahwa
Islamnya orang Sunda itu tidak berlebihan apabila Islam Sunda dijadikan sebuah
mazhab. Dapat dilihat dari beberapa hal menarik yang patut diapresiasi tentang
keberagamaan masyarakat Sunda sebelum masuknya Islam ke tatar Sunda. Pertama,
adanya kebebasan dalam beragama sehingga orang bebas untuk memilih agama dan
sekte menurut keyakinannya masing-masing. Kedua, terjadinya sinkretisme dalam
ajaran agama dan kepercayaan, misalkan animisme, hinduisme, budhisme, dan
Islam, semua agama tersebut mengalami sinkretisme dalam perjalanan hidup
manusia. Ketiga, kedua hal yang disebutkan di atas berlangsung secara damai dan
alamiah sehingga tidak pernah terjadi konflik antara penganut agama yang satu
dengan penganut agama yang lain (Ekadjati, 2005: 172).
Kebumen :
Janengan:
Musik Islam-Jawa
Janengan merupakan salah satu seni tradisi yang
tumbuh dan berkembang di Kebumen. Sebagian masyarakat Kebumen menyebutnya
dengan shalawat Jamjaneng, sebagian yang lain menyebutnya dengan Janengan.
Musik tradisional Islam-Jawa Janengan merupakan perwujudan dari perpaduan tiga
unsur tradisi musik, yakni tradisi musik Jawa, dan tradisi musik Islam Timur
Tengah (Arab) dan kini telah dikembangkan dengan kombinasi musik Barat seperti
Pop. Perpaduan di antara ketiga unsur tradisi musik yang berbeda ini membentuk
suatu hasil kreativitas yang unik. Hal ini juga melahirkan nilai-nilai
tersendiri, meliputi: nilai-nilai musikal, nilai-nilai kultural, dan
nilai-nilai religius. Isi lirik lagu-lagunya yang bertemakan keagamaan Islam
dan berisi hal-hal yang berkaitan dengan keimanan, perintah untuk menjalankan
syariat Islam dan larangan untuk tidak berbuat dosa dan kesalahan agar umat
manusia dapat hidup selamat dan bahagia di dunia dan di akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar